Bagi penggemar manga, atau hal-hal yang berbau Jepang, mungkin sudah pernah mendengar atau menonton film yang berjudul Crows Zero. Film ini diangkat dari komikCrows karya Takahashi Yamada. Saat aku coba googling tentang film ini, ternyata sudah akan ada dibuat film Crows Zero 3, setelah Crows Zero 1 (2007) dan Crows Zero 2 (2009).
Sebenarnya beberapa tahun yang lalu aku pernah punya DVD Crows Zero (1), tetapi belum selesai kutonton dan kini entah dimana kepingan itu berada. Alasan aku memiliki film ini dulu adalah karena pemeran utamanya adalah Shun Oguri. Aku sangat suka beberapa dorama yang dibintanginya, antara lain Hana Kimi, Hana Yori Dango, Gokusen dan tak ketinggalan Detective Conan.
Aku ingin membahas mengenai isi film Crows Zero. Film ini menceritakan tentang geng yang ada di SMA Suzuran, sebuah sekolah khusus laki-laki. Takiya Genji (Shun Oguri) adalah putra dari seorang bos yakuza. Ia masuk ke SMA Suzuran pada kelas 3 dengan tujuan untuk menaklukkan semua kekuatan yang ada di SMA tersebut. Banyak adegan perkelahian yang muncul di film Crows Zero. Misalnya adanya kelompok yakuza yang menyerang sekolah, atau perseteruan abadi antar sekolah dan pertarungan antar siswa.
Sepertinya film ini sangat banyak penggemarnya. Buktinya saja sampai beredar kabar bahwa film ini akan dibuat sequel ketiganya, meskipun belum diketahui kapan pastinya. Banyaknya penggemar film ini menunjukkan banyaknya orang yang menggemari film ber-genre gengster dan kekerasan. Karena film ini menceritakan tentang SMA, berarti kebanyakan yang menonton film ini adalah anak-anak sekolah pula.
Aku sangat mengkhawatirkan tontonan semacam film Zero Crows ini akan mempengaruhi penontonnya yang kebanyakan masih berusia remaja. Seperti halnya kejadian perseteruan antar 2 SMA Negri di Jakarta beberapa waktu lalu. Jiwa muda yang masih labil, cenderung mudah terprovokasi. Meski hanya mengalami masalah sepele, dengan mudahnya mereka menggunakan berbagai benda sebagai senjata yang bisa membahayakan nyawa.
Setahuku, ada pula film/dorama lain yang memuat tentang kekerasan atau kehidupan gengster yang ada kaitannya dengan sekolah. Salah satu yang paling kusukai adalah Gokusen. Maraknya genre gengster ini apakah karena dipengaruhi oleh adanya kelompok yakuza di Jepang, atau karena tipikal budaya yang memegang loyalitas terhadap suatu kelompok yang diikuti? Entahlah.
Aku teringat ucapan kakakku beberapa waktu lalu. Ia mengatakan bahwa kemungkinan besar anak-anak sekolah yang tawuran itu gara-gara dipengaruhi film Crows Zero, karena kebetulan ia melihat keponakanku dan teman-temannya menonton film ini. “Film itu, isinya melulu tentang perkelahian aja…” kata kakakku. Syukurlah keponakanku tidak tergolong mudah terprovokasi.
Menurutku sebaiknya tontonan semacam film tersebut, dijauhkan saja dari para remaja/pelajar, atau bila memang ingin menyaksikannya, saksikanlah bersama orang yang lebih bisa menuntun (parental guidance). Tontonan yang tidak mendidik, telah diklaim dapat mempengaruhi perkembangan para siswa. Jika siswa tidak konsentrasi pada pendidikannya dan terlibat dalam kelompok-kelompok yang negatif, maka dikhawatirkan mereka akan mengalami kesulitan dalam meraih cita-citanya.
Kata Mutiara Dari Film Crows Zero
-Masa muda adalah anugerah dalam hidup. Buat masa mudamu penuh kenangan dan penuh arti.
-Masa muda hanya sekali seumur hidup. Gunakanlah dengan baik.
-Aku bukan kau. aku akan berhasil. seperti apa yang ayah harapkan terhadap anaknya.
-Aku akan melakukanya lebih baik darimu.
-Kau terlalu lemah untuk mengalahkannya.
-Butuh sesuatu yang lebih dari sekedar pukulan hebat untuk mengambil alih sekolah seperti Suzuran.
-Sebagai contoh, butuh sifat kepemimpinan dan sosok seorang pahlawan. Apa lagi? Diplomasi. Dan persepsi yang tajam. Itu semua mempengaruhi berbagai hal.
-"Akan kutunjukkan bagaimana impian kalian terwujud"
-Menurutmu, mungkinkah sesuatu akan berubah antara kita suatu hari nanti?
-Sebaiknya kau hentikan pertarungan tak berguna ini.
-Kami tak akan mengibarkan bendera putih tanpa bertarung.
-Sebagai alumni SMP dan juga sebagai kakak kelasmu. Kau membuatku bangga.
-Persaingan sangat ketat di sini.
-Kau memang bodoh. Tidak ada yang namanya jujur dalam peperangan.
-Aku kira aku sudah memberimu peluang.
-Kau tahu hal apa yang paling aku benci? Yaitu Lelaki yang membawa pisau lalu mengancam perempuan.
-Tidakkah "The School Of Crows" mengajarimu sesuatu?
-Beginilah kenyataan perang yang sesungguhnya.
-Jika kemungkinannya hanya 30 persen, Maka aku akan pertaruhkan 100 persen hidupku.
- Hanya kau yang mampu melakukannya. Percayalah.
- Ayolah. Kau mampu melakukannya! Kau pernah mengatakan itu!
- Kaulah yang akan mewujudkan impianku!
-Lupakan aku! Jadilah lelaki sejati. OK?
-Jadilah lelaki sejati. Kau harus bisa melalui semua ini.
-Dengar. Aku datang ke Suzuran untuk melampaui orang tuaku.
-Tak ada jalan untuk kembali lagi sekarang.
-Aku sudah mulai paham apa makna persahabatan.
-Aku iri dengan kalian. Menjalani kehidupan dengan begitu sempurna. Membuatku terharu dengan kebahagiaan.
-Genji !, Jadilah yang terbaik!
- Aku menghabiskan hidupku dengan bersembunyi. Aku mau semua berakhir dengan kejujuran pada diri sendiri.
-Kalau itu yang dia mau, itulah yang kita lakukan.
-Aku lebih memilih di buat babak belur dari pada melakukan hal seperti ini!
-"Untuk Genji. Kejayaan adalah milikmu. Terbanglah! Terbanglah yang tinggi!"
-Lelaki itu telah memilih jalan ini. Dia ingin menebus kesalahannya sendiri.
-Sulit dipercaya. Jumlah mereka sedikit tetapi mampu memberi perlawanan sengit.
-Jika aku tidak bertemu denganmu, hidupku pasti benar-benar akan sia-sia.